Setelah sekian lama tidak
coret-coret, maka saya membulatkan niat untuk sedikit berceloteh dan menggenapi
janji saya pada beberapa kawan untuk menuliskan langkah-langkah yang saya
lakukan untuk mendapatkan beasiswa LPDP.
Well, Puji Tuhan, saya
diterima sebagai awardee LPDP, PK-45 dan akan melanjutkan studi saya Februari
2016 ke Belanda dengan seizin Tuhan tentu saja ^_^
Banyak beasiswa ke Belanda,
tapi kenapa saya ambil LPDP? Simple answer is because some of my friends get
it. Yang artinya oh, bisa untuk dicoba. Dan komponen pendanaannya cukup
menggiurkan. Apa saja sih, yang dicover oleh beasiswa LPDP itu?
The answer are application
fee, visa &/ residence permit fee, tuition fee at cost, living allowance (yang
bilangannya sangat cukup untuk hidup), tiket pesawat pulang pergi (1 kali pp), settlement
allowance, family allowance untuk yang sudah berkeluarga, asuransi kesehatan,
dan masih ada beberapa komponen biaya akademik lain. So, yang berminat lanjut
sekolah lagi, mari mari kita sekolah lagi untuk memberikan sumbangsih pada
negeri.
Untuk fasilitas yang demikian,
tesnya susah ga sih?
Well untuk pertanyaan ini,
semuanya tergantung pada seberapa besar niat anda. Menurut pendapat saya pribadi,
bukan susah yang tidak bisa dilakukan namun perlu kesabaran dan ketekunan untuk
melakoninya. Nah berikut adalah tahapan yang saya jalani untuk mendapatkan
beasiswa LPDP. Saya ikut seleksi di periode 3 tahun 2015 ini.
1.
Seleksi
Administratif
Prinsipnya seleksi administratif adalah
mengupload semua dokumen yang dipersyaratkan ke sistem LPDP. Dokumen yang
diupload tersebut adalah :
·
Ijazah dan transkrip nilai terakhir à untuk yang memiliki
pendidikan dengan jenjang profesi seperti saya yang apoteker, kemarin saya
upload ijazah dan transkrip S1 dan profesi saya J. Saya tidak mau rugi karena nilai profesi saya
lebih bagus daripada nilai S1 saya :D
·
Rencana Studi
·
Sertifikat Bahasa Asing, bisa IELTS, Toefl ibt,
TOEFL atau sertifikat Bahasa asing lain sesuai negara tujuan studi
·
Surat Izin Belajar dari atasan/instansi bagi
yang sudah bekerja *)
·
Surat rekomendasi *)
·
LoA conditional/unconditional
·
KTP
·
Surat Keterangan Sehat dari RS Pemerintah.
Untuk studi ke Eropa harus ditambah surat keterangan bebas TB.
·
Esai “Kontribusiku Bagi Indonesia” dan “Sukses
Terbesar dalam Hidupku”
·
Surat pernyataan dari LPDP *)
·
SKCK Ã
khusus SKCK ini tidak diupload namun akan diverifikasi saat seleksi substantif.
Kemarin saya sempat bingung, saya harus buat SKCK di tingkat mana? Ternyata
cukup menggunakan SKCK dari Polsek saja sudah bisa. Jadi tidak perlu terlalu
kerepotan mengurusnya.
Dokumen yang bertanda *) itu sudah ada format
dari LPDP. Jadi diikutin saja formatnya. Jangan buat format sendiri lhu ya ^_^
Bagi teman-teman yang ingin tahu esainya
seperti apa, saya tidak keberatan untuk share esai saya kemarin. Teman-teman
bisa kontak saya di ireneanindya@gmail.com
2.
Seleksi Substantif
Setelah dinyatakan lolos seleksi administrasi,
selanjutnya peserta akan dihadapkan pada tahapan seleksi substantif. Biasanya
untuk tahapan ini, waktu yang dialokasikan adalah 3 hari di setiap venue. Namun
jadwal tiap peserta bisa berbeda. Kasus saya kemarin, saya dapat jadwal untuk
satu hari full, dari pagi sampai sore. Jadi untuk yang bekerja, siapkan jatah
cuti jauh-jauh hari ya J
Tahapan seleksi substantif ada 4 macam yaitu:
Verifikasi dokumen
à Pada tahap ini, semua dokumen
asli yang diupload di sistem untuk seleksi administrative akan diverifikasi
kelengkapannya.
LGD
à LGD merupakan kependekan dari
Leaderless Group Discussion. Ini
adalah kali pertama saya mengikuti LGD. Bentuk LGD ini adalah forum diskusi
dari 10 – 15 orang. itKita akan diberi satu topik untuk didiskusikan. Akan ada
1 moderator dan notulen yang ditentukan oleh masing-masing kelompok. Intinya
adalah dalam LGD ini semua anggota memberikan pendapatnya dan tidak perlu
mendominasi. Jangan merendahkan atau menyalahkan pendapat orang lain, karena
tujuannya adalah kita menggali ide dan mencari solusi terbaik untuk semuanya.
Saya sendiri ketika pertama kali memperkenalkan diri, saya sangat grogi dan itu
terdengar jelas dari suara saya yang bergetar. Namun pada akhirnya, saya bisa
mengendalikan diri saya dan menyampaikan pendapat saya dengan lebih tenang dan
percaya diri.
Esai on the spot
à Seleksi ini baru ada pertama
kali di periode saya. Singkatnya adalah kita akan disodori dua buah tema untuk
dipilih dan dibuat sebuah esai. Seingat saya, tidak ada batasan untuk jumlah
kata dalam esai ini. Namun saya memakai pedoman 500 – 700 kata (sama dengan
ketentuan esai lain dari LPDP). Menurut saya, yang paling penting adalah jangan
grogi. Kenapa? Karena saya mengalami grogi dan tangan saya sangat sukar saya kendalikan
saat menulis. Ini sangat menyulitkan karena waktunya hanya 30 menit seingat
saya. Maka berlatihlah menulis dengan cepat dan terbaca. Karena kalau tidak
bisa dibaca, LPDP tidak akan mengoreksinya.
Wawancara
à Eing
ing eng. Ini adalah seleksi yang paling berat menurut pendapat saya. Sebelum
tes saya sempat browsing, ngepoin blog orang lain yang sudah pernah
mengalaminya. Dan tetap saja, rasanya berbeda dari apa yang saya bayangkan.
Well, team interviewer ini terdiri dari 3 orang. Satu dari pihak LPDP, satu
seorang psikolog dan satu lagi adalah professor atau praktisi sesuai dengan
bidang keilmuan anda.
Ketika wawancara ini, ada seorang peserta di
meja lain yang sampai menangis juga.
Entah ditanya apa. Ini sempat membuat saya takut juga sih. Tapi setelah
menjabat tangan para interviewer dengan
cukup percaya diri dan duduk saya terkejut dengan pertanyaannya.
I : Well,
firstly please tell me about you. What is your name, your educational
background, your GPA and little bit about your family?
Me : (Wow, pake Bahasa Inggris nih interviewnya?
Mampus gue. Itu batin saya berkata demikian. Tapi saya sih tetep senyum2 manis
ke depan interviewer). Setelah Tarik nafas, saya mencoba menjawab semuanya
dengan cukup lancar. Dan entah mengapa, wawancara saya berjalan 2/3nya
menggunakan Bahasa Inggris. Karena dua interviewer menggunakan Bahasa Inggris
dan hanya satu interview yang bertanya tentang teknis keilmuan saya yang menggunakan
Bahasa Indonesia.
Menurut saya, yang penting saat wawancara adalah Be your self! Tidak perlu menutupi
sesuatu, berkata jujur itu lebih penting. Ingat kita tidak berkompetisi dengan orang lain kuk. Kita justru berkompetisi
dengan diri sendiri. Trying to become the
best of you J
Berikut saya share sedikit pertanyaan yang saya
ingat. Pertanyaan di bawah ini kebanyakan ditanyakan dalam Bahasa Inggris. Setelah
saya pikir ulang, pertanyaan saya kuk mayoritas serius ya…hohhohohoho
§
Ceritakan diri anda, kuliah dan keluarga anda?
§
Bagaimana anda ingin berkontribusi untuk
Indonesia dengan jurusan yang anda pilih?
§
Kenapa harus studi ke luar negeri untuk jurusan
ini?
§
Anda tahu bahwa Belanda pernah menjajah
Indonesia selama 350 tahun dan sekarang anda ingin kuliah di sana. Bagaimana
anda memandang hal ini?
§
Jika nanti bertemu jodoh di sana dan kebetulan
bukan WNI, bagaimana sika anda?
§
Apa tujuan hidup anda?
3.
PK
After pass the second step (Seleksi
Substantif), nama kita berubah menjadi awardee (atau calon). Karena katanya
kita bener2 bisa menjadi awardee setelah kita mengikuti rangkaian kegiatan PK
(Persiapan Keberagkatan). Kegiatan PK berlangsung 6 hari di salah satu lokasi
berikut: Wisma Hijau Depok atau Hotel
UIN Jogja.
Ehm
gimana ya dengan PK ini, yang jelas PK itu bener-bener deh. Menguras tenaga,
semangat, air mata sampai baper2an setelah menjalani PK. Harus siapkan tenaga
dan semangat yang luar biasa. Mulai dari Pra PK sampai dengan nantinya pasca
PK.
Satu
kata dari Iren untuk PK adalah : PK adalah momen yang ingin saya kenang
selamanya, namun tidak ingin saya ulang kembali :D
Hohoho…..
Saya
tidak akan berbicara banyak tentang PK, teman-teman bisa baca blog PK angkatan
Iren (PK-45 yang namanya Gelora Nusantara) di : http://www.geloranusantara.com/