Thursday, October 26, 2017

Sebuah Kado untuk Ayah Bunda


PS: Sebenarnya ini sudah ditulis sejak bulan Agustus lalu. Saya tidak ingat kenapa tidak dipost, tapi pagi ini ketika saya lihat OneNote saya, saya ingin mem-postkannya ^_^

Gerimis membingkai langit Utrecht hari ini
Mendung masih mendominasi langit
Mentari masih enggan menampakkan senyum hangatnya
Hari yang spesial pada cuaca yang tidak begitu istimewa

Hari spesial?!?
Iya hari spesial, pada tanggal 17 Agustus, 72 tahun yang lalu negara Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya dari segala bentuk kolonialisme negara manapun.

Saya..lalu apa yang saya lakukan?
Masih seperti tahun lalu, hari ini pun saya absen melaksanakan upacara memperingati kemerdekaan negara tercinta saya. Mengapa? Masih dengan alasan klise yang sama. Jika tahun lalu saya tidak bisa pergi karena kondisi tubuh saya, kalau tahun ini saya tidak bisa pergi karena saya harus masuk ke kantor tempat saya melakukan magang.
Sebenarnya bisa saja  bolos (toh supervisor saya sedang liburan)?
Tapi saya rasa bolos kantor itu tidak mencerminkan pribadi saya. Alasan lain adalah, saya ingin fokus menyelesaikan research saya di tempat internship ini. Karena saya juga ingat bahwa kesempatan saya studi di negara Belanda ini, saya peroleh dari negara saya juga.

Cukup dengan bingar kemerdekaan, yang ingin saya share adalah haru biru perasaan saya yang sangat merindukan keluarga saya.
Sudah 1,5 tahun saya tidak bertemu dengan keluarga saya (Ayah, Bunda dan kedua adek pethakilan yang saya cintai).
Saya amat sangat merindukan mereka.
Ada hal yang menambah perasaan haru biru dan kangen saya pada orang rumah.

Siang ini, jam makan siang di kantor . . .
Teman saya tanpa sebab musabab yang jelas mengatakan :

Your parents did a good job in raising you.

Saya tanya apa maksudnya, dan mereka menjelaskan kepada saya jika di mata mereka saya ini anak yang baik. Beragama dan punya faith katanya, pure, dan sangat tulus.
Bahkan teman saya juga mengatakan, dia pernah berdiskusi masalah ini dengan supervisor saya (yang dicatut namanya sedang liburan :D)
Menurut mereka saya special karena kombinasi dari kemampuan intelektual, kepercayaan, dan attitude yang saya miliki. Sebuah pembicaraan ringan yang mebuat saya sangat bersyukur atas semua yang saya miliki.

How should I pay your kindness to me God? Everything in my life is Yours. Use it to please You, dear Lord.

Lepas dari semua hal yang diucapkan pada saya, saya sangat berterima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu mendidik saya dengan nilai dan prinsip yang teguh.  Memberikan kebebasan namun ada batasannya. Memberikan kepercayaan sepenuhnya didukung komunikasi. Mendukung doa dan tetap mau berdiskusi apapun topik yang saya angkat.
Memiliki ayah dan bunda, bukan orang tua yang mudah untuk dihandle to be honest, membuat saya menjadi diri saya saat ini.
Mungkin saya belum bisa membahagiakan mereka karena masih belum bisa memenuhi harapan mereka untuk menikah dan memberikan cucu :D

Tapi setidaknya, saya ingin mendedikasikan praise teman-teman saya kepada kedua orang tua saya.


Terima kasih Ayah dan Bunda. Saya harap, masih ada banyak kesempatan untuk bisa membahagiakan dan membanggakan kalian. Both of you did good job ^_~